Beberapa diantara faktor penghambat sukses di trading Forex :
1. Minim dalam Pengetahuan (baik bacaan maupun referensi) dan Skill
Trading, sama ibarat aktivitas perjuangan lainnya membutuhkan pengetahuan dan kecakapan biar bisa menghasilkan laba ibarat yang diharapkan. Banyak trader yang menipu diri sendiri dengan mengaku sebagai investor padahal mereka bahwasanya gambler (atau penjudi).
Seorang investor punya pengetahuan yang mendalam mengenai trading, market, bisa melaksanakan analisis (bukan memburu ratusan trik sebab trik bukan analisa) bukan hanya analisis statistik/telnikal tapi juga fundamental. Investor punya taktik yang jelas, terukur, dan (biasanya bermain dalam jangka menengah dan panjang). Investor tahu benar kapan masuk dan keluar dari pasar.
Gambler masuk dan keluar dari pasar hanya berdasar feeling. Kalau pas lagi nasib baik, gambler akan mendapat untung besar. Kalau pas lagi apes… ya rugi besar. Seringkali gambler hanya ikut-ikutan dan tidak tahu alasan mengapa ia masuk atau keluar dari market.
Dari mana seseorang bisa mendapat pengetahuan yang dibutuhkan untuk bisa melaksanakan trading dengan hati-hati, cermat, terukur, dan untung? Bisa mencar ilmu sendiri atau mengikuti training yang trainer-nya mengajarkan analisa bukan trik.
2. Trial and Error
Ini yang paling sering dilakukan oleh trader pemula. Bila diperhatikan dengan cermat semantik trial and error secara terang menawarkan apa yang akan didapat oleh pelakunya. Pertama, trial atau coba dulu. Setelah itu akan error atau rugi. Saran : jangan pernah melaksanakan trial and error di dunia trading. Bila Anda ingin melaksanakan trading pastikan Anda punya pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan untuk mendapat keuntungan.
3. Fokus Pada Loss, Baru Setelah itu Profit
Umumnya orang akan fokus pada laba atau profit. Semakin mereka fokus pada untung maka semakin hilang kewaspadaan mereka. Trader yang baik memahami benar bahwa trading mengandung potensi yang sangat besar, baik potensi untung maupun rugi.
Untuk itu, yang perlu diperhatikan di awal yakni me-manage risiko. Bila kemungkinan atau potensi yang mungkin mengakibatkan kerugian bisa diantisipasi atau diminimalkan, mustahil dihilangkan, maka laba bisa dengan gampang didapat
4. Tidak Mengenali Karakter Diri
Trading, walaupun sangat menjanjikan, tidak cocok untuk semua orang. Untuk itu setiap trader, sebelum melaksanakan trading, perlu memahami siapa dirinya. Trader bisa melaksanakan tes Investor Risk Profile untuk mengetahui abjad mereka, apakah masuk tipe agresif, moderat, atau konservatif. Dari sini gres ditentukan jenis instrumen investasi yang sesuai dengan karakternya.
5. Dikuasai Perasaan Takut dan Serakah
Ini yakni dua emosi dasar yang menguasai manusia. Seseorang menentukan melaksanakan trading niscaya berharap mendapat untung. Kalau bisa untung sebesar-besarnya. Ini namanya serakah. Di sisi lain ia takut bila rugi. Jadi, setiap kali masuk ke pasar dua perasaan ini selalu menghantui dan menguasai pikirannya.
Dan yang kita tahu, ketika emosi bergejolak maka logika tidak bisa bekerja dengan baik. Semakin intens emosi seseorang, apapun emosinya, maka semakin tumpul logikanya.
Untuk itu trader perlu menentukan cukupnya berapa. Jadi, bila posisi sudah menguntungkan bisa pribadi keluar dan mendapat untung. Setelah itu tidak perlu lagi memikirkan apakah kondisi pasar terus membaik, meningkat, atau menurun. Yang penting sudah sanggup untung.
- ia tidak siap secara mental
- uang yang digunakan main yakni uang pinjaman, uang orangtua, uang kredit, uang hasil menggadaikan sesuatu, uang tabungan, uang untuk keperluan tertentu. Intinya bukan uang menganggur.
- ia menentukan trading sebagai jalan pintas untuk menghasilkan uang yang akan digunakan untuk membayar utang atau kewajiban lainnya.
6. Mengapa Virtual Trading Untung, Kalau Main Beneran Rugi?
Ini juga yang sangat sering dialami trader. Saat melaksanakan virtual trading biasanya mereka bisa untung (banyak). Setelah merasa yakin dan mampu, sebab sering untung di virtual trading, mereka masuk ke pasar dan bermain dengan uang sungguhan. Apa yang terjadi? Ternyata mereka mengalami kerugian.
Lha, kok bisa? Iya, sebab ketika virtual trading pikiran dan perasaan mereka tenang. Mereka tahu bahwa kalaupun rugi maka ini hanya simulasi belaka, bukan kondisi riil. Namun ketika mereka melaksanakan trading yang sesungguhnya, dan mempertaruhkan uang sungguhan, perasaan mereka akan selalu dipenuhi perasaan takut rugi.
Sesuai dengan aturan pikiran, semakin seseorang fokus pada satu hal, baik itu positf maupun negatif, maka ia akan mendapat apa yang menjadi fokusnya. Semakin ia takut rugi maka ia akan semakin rugi. Seperti ada tertulis, “Apa yang kutakutkan, itu yang menimpa diriku.”
7. Mindset Ingin Selalu Untung
Ini mindset yang salah. Banyak trader, atau yang lebih tepatnya yakni gambler, yang hanya mau untung dan tidak siap rugi. Mentalitas ibarat ini yakni penghambat utama dalam sukses trading. Mindset yang benar yakni dalam melaksanakan trading bisa untung dan rugi. Ini yakni hal yang biasa. Yang penting yakni lebih sering profit daripada loss.
8. Tidak Punya Tujuan yang Jelas
Dalam melaksanakan satu aktivitas atau tindakan kita perlu mempunyai tujuan yang terang dan spesifik. Trading yakni salah satu cara untuk menghasilkan uang. Dan yang lebih penting bahwasanya bukan sekedar menghasilkan profit namun apa yang akan dilakukan dengan profit ini.
Dikutip Dari Group KDB By Max Bonang
1. Minim dalam Pengetahuan (baik bacaan maupun referensi) dan Skill
Trading, sama ibarat aktivitas perjuangan lainnya membutuhkan pengetahuan dan kecakapan biar bisa menghasilkan laba ibarat yang diharapkan. Banyak trader yang menipu diri sendiri dengan mengaku sebagai investor padahal mereka bahwasanya gambler (atau penjudi).
Seorang investor punya pengetahuan yang mendalam mengenai trading, market, bisa melaksanakan analisis (bukan memburu ratusan trik sebab trik bukan analisa) bukan hanya analisis statistik/telnikal tapi juga fundamental. Investor punya taktik yang jelas, terukur, dan (biasanya bermain dalam jangka menengah dan panjang). Investor tahu benar kapan masuk dan keluar dari pasar.
Gambler masuk dan keluar dari pasar hanya berdasar feeling. Kalau pas lagi nasib baik, gambler akan mendapat untung besar. Kalau pas lagi apes… ya rugi besar. Seringkali gambler hanya ikut-ikutan dan tidak tahu alasan mengapa ia masuk atau keluar dari market.
Dari mana seseorang bisa mendapat pengetahuan yang dibutuhkan untuk bisa melaksanakan trading dengan hati-hati, cermat, terukur, dan untung? Bisa mencar ilmu sendiri atau mengikuti training yang trainer-nya mengajarkan analisa bukan trik.
2. Trial and Error
Ini yang paling sering dilakukan oleh trader pemula. Bila diperhatikan dengan cermat semantik trial and error secara terang menawarkan apa yang akan didapat oleh pelakunya. Pertama, trial atau coba dulu. Setelah itu akan error atau rugi. Saran : jangan pernah melaksanakan trial and error di dunia trading. Bila Anda ingin melaksanakan trading pastikan Anda punya pengetahuan dan kecakapan yang dibutuhkan untuk mendapat keuntungan.
3. Fokus Pada Loss, Baru Setelah itu Profit
Umumnya orang akan fokus pada laba atau profit. Semakin mereka fokus pada untung maka semakin hilang kewaspadaan mereka. Trader yang baik memahami benar bahwa trading mengandung potensi yang sangat besar, baik potensi untung maupun rugi.
Untuk itu, yang perlu diperhatikan di awal yakni me-manage risiko. Bila kemungkinan atau potensi yang mungkin mengakibatkan kerugian bisa diantisipasi atau diminimalkan, mustahil dihilangkan, maka laba bisa dengan gampang didapat
4. Tidak Mengenali Karakter Diri
Trading, walaupun sangat menjanjikan, tidak cocok untuk semua orang. Untuk itu setiap trader, sebelum melaksanakan trading, perlu memahami siapa dirinya. Trader bisa melaksanakan tes Investor Risk Profile untuk mengetahui abjad mereka, apakah masuk tipe agresif, moderat, atau konservatif. Dari sini gres ditentukan jenis instrumen investasi yang sesuai dengan karakternya.
5. Dikuasai Perasaan Takut dan Serakah
Ini yakni dua emosi dasar yang menguasai manusia. Seseorang menentukan melaksanakan trading niscaya berharap mendapat untung. Kalau bisa untung sebesar-besarnya. Ini namanya serakah. Di sisi lain ia takut bila rugi. Jadi, setiap kali masuk ke pasar dua perasaan ini selalu menghantui dan menguasai pikirannya.
Dan yang kita tahu, ketika emosi bergejolak maka logika tidak bisa bekerja dengan baik. Semakin intens emosi seseorang, apapun emosinya, maka semakin tumpul logikanya.
Untuk itu trader perlu menentukan cukupnya berapa. Jadi, bila posisi sudah menguntungkan bisa pribadi keluar dan mendapat untung. Setelah itu tidak perlu lagi memikirkan apakah kondisi pasar terus membaik, meningkat, atau menurun. Yang penting sudah sanggup untung.
- ia tidak siap secara mental
- uang yang digunakan main yakni uang pinjaman, uang orangtua, uang kredit, uang hasil menggadaikan sesuatu, uang tabungan, uang untuk keperluan tertentu. Intinya bukan uang menganggur.
- ia menentukan trading sebagai jalan pintas untuk menghasilkan uang yang akan digunakan untuk membayar utang atau kewajiban lainnya.
6. Mengapa Virtual Trading Untung, Kalau Main Beneran Rugi?
Ini juga yang sangat sering dialami trader. Saat melaksanakan virtual trading biasanya mereka bisa untung (banyak). Setelah merasa yakin dan mampu, sebab sering untung di virtual trading, mereka masuk ke pasar dan bermain dengan uang sungguhan. Apa yang terjadi? Ternyata mereka mengalami kerugian.
Lha, kok bisa? Iya, sebab ketika virtual trading pikiran dan perasaan mereka tenang. Mereka tahu bahwa kalaupun rugi maka ini hanya simulasi belaka, bukan kondisi riil. Namun ketika mereka melaksanakan trading yang sesungguhnya, dan mempertaruhkan uang sungguhan, perasaan mereka akan selalu dipenuhi perasaan takut rugi.
Sesuai dengan aturan pikiran, semakin seseorang fokus pada satu hal, baik itu positf maupun negatif, maka ia akan mendapat apa yang menjadi fokusnya. Semakin ia takut rugi maka ia akan semakin rugi. Seperti ada tertulis, “Apa yang kutakutkan, itu yang menimpa diriku.”
7. Mindset Ingin Selalu Untung
Ini mindset yang salah. Banyak trader, atau yang lebih tepatnya yakni gambler, yang hanya mau untung dan tidak siap rugi. Mentalitas ibarat ini yakni penghambat utama dalam sukses trading. Mindset yang benar yakni dalam melaksanakan trading bisa untung dan rugi. Ini yakni hal yang biasa. Yang penting yakni lebih sering profit daripada loss.
8. Tidak Punya Tujuan yang Jelas
Dalam melaksanakan satu aktivitas atau tindakan kita perlu mempunyai tujuan yang terang dan spesifik. Trading yakni salah satu cara untuk menghasilkan uang. Dan yang lebih penting bahwasanya bukan sekedar menghasilkan profit namun apa yang akan dilakukan dengan profit ini.
Dikutip Dari Group KDB By Max Bonang
Share This :
comment 0 komentar
more_vert