Moving averages (ma) adalah indikator animo yang paling populer. Dengan mengetahui penerapannya dalam trading akan sangat membantu dalam memutuskan untuk entry. Moving averages yaitu yang paling sederhana diantara indikator teknikal lainnya, biasanya dihitung dari penjumlahan harga penutupan pada suatu periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan waktu pada periode tersebut. Jika harga bergerak uptrend, kurva ma akan bergerak keatas, dan sebaliknya pada dikala pergerakan harga downtrend, kurva ma akan bergerak kearah bawah.
Walaupun indikator ini lagging atau lebih lambat dari pergerakan harga tetapi dianggap cukup ideal untuk mengidentifikasi kondisi animo yang sedang terjadi guna memprediksi arah pergerakan harga selanjutnya, terutama jikalau dipakai dengan kombinasi pada beberapa periode atau lazim disebut dengan multiple moving averages. Selain itu ma juga sering dikombinasikan dengan indikator oscillator sebagai konfirmasi untuk entry.
Ada 3 cara dalam memakai indikator ma yang dianggap cukup efektif, yaitu sebagai penyaring arah animo (trend filter), sebagai pemicu (trigger) untuk membuka posisi dan identifikasi titik perpotongan (crossover) untuk konfirmasi terjadinya koreksi atau pembalikan arah animo (trend reversal).
1. Sebagai penyaring arah animo (trend filter)
Karena ma dianggap cukup ideal untuk mengidentifikasi trend, trader hanya perlu menambahkan satu indikator lagi sebagai konfirmator momentum untuk entry. Arah animo sudah tersaring, jikalau harga bergerak diatas kurva ma berarti kondisinya uptrend dan trader akan membuka posisi buy, sebaliknya ketika harga bergerak dibawah kurva ma trader dapat membuka posisi sell. Periode ma sebagai filter jangka panjang yang lazim yaitu 200 hari (sma-200 day), sedang indikator momentum yang sering diterapkan yaitu CCI (Commodity Channel Index) ibarat pola berikut:
Kurva sma-200 day sebagai penyaring arah animo dan CCI sebagai penentu momentum entry. Buy bila CCI diatas level -100.
2. Sebagai pemicu untuk membuka posisi
Cara ini yaitu yang paling sederhana dengan indikator tunggal. Secara logika bila harga memotong kurva dan ditutup diatas atau dibawah garis kurva searah dengan animo yang sedang terjadi berarti sentimen penerusan animo sedang kuat. Namun jikalau harga ditutup dibawah atau diatas garis kurva tetapi berlawanan dengan animo yang sedang terjadi, kita mesti memakai cara ke 3 (crossover).
3. Identifikasi titik perpotongan (crossover) untuk konfirmasi terjadinya koreksi atau pembalikan arah trend
Cara ini yaitu yang paling sering dipakai oleh para trader forex. Kombinasi periode ma yang lazim yaitu sma 20 dan 50, sma 20 dan 100, sma 20 dan 200, dan yang terkenal yaitu sma 50 dan 200 yang sering disebut juga dengan “death cross” dan “golden cross”. Periode-periode tersebut dapat diterapkan pada semua time frame trading.
Trader dapat entry sell ketika kurva ma periode yang lebih cepat memotong kurva ma periode yang lebih lambat dari arah atas kebawah (pada pola diatas: sma 50 memotong sma 200 kearah bawah), dan entry buy bila kurva ma periode yang lebih cepat memotong kurva ma periode yang lebih lambat dari arah bawah keatas (sma 50 memotong sma 200 kearah atas). Death cross yaitu sinyal sell dan golden cross sinyal untuk buy.
Sumber : www.dailyfx.com : Three Ways to Trade with Moving Averages, by: James Stanley, Forex Trading Instructor
Walaupun indikator ini lagging atau lebih lambat dari pergerakan harga tetapi dianggap cukup ideal untuk mengidentifikasi kondisi animo yang sedang terjadi guna memprediksi arah pergerakan harga selanjutnya, terutama jikalau dipakai dengan kombinasi pada beberapa periode atau lazim disebut dengan multiple moving averages. Selain itu ma juga sering dikombinasikan dengan indikator oscillator sebagai konfirmasi untuk entry.
Ada 3 cara dalam memakai indikator ma yang dianggap cukup efektif, yaitu sebagai penyaring arah animo (trend filter), sebagai pemicu (trigger) untuk membuka posisi dan identifikasi titik perpotongan (crossover) untuk konfirmasi terjadinya koreksi atau pembalikan arah animo (trend reversal).
1. Sebagai penyaring arah animo (trend filter)
Karena ma dianggap cukup ideal untuk mengidentifikasi trend, trader hanya perlu menambahkan satu indikator lagi sebagai konfirmator momentum untuk entry. Arah animo sudah tersaring, jikalau harga bergerak diatas kurva ma berarti kondisinya uptrend dan trader akan membuka posisi buy, sebaliknya ketika harga bergerak dibawah kurva ma trader dapat membuka posisi sell. Periode ma sebagai filter jangka panjang yang lazim yaitu 200 hari (sma-200 day), sedang indikator momentum yang sering diterapkan yaitu CCI (Commodity Channel Index) ibarat pola berikut:
Kurva sma-200 day sebagai penyaring arah animo dan CCI sebagai penentu momentum entry. Buy bila CCI diatas level -100.
2. Sebagai pemicu untuk membuka posisi
Cara ini yaitu yang paling sederhana dengan indikator tunggal. Secara logika bila harga memotong kurva dan ditutup diatas atau dibawah garis kurva searah dengan animo yang sedang terjadi berarti sentimen penerusan animo sedang kuat. Namun jikalau harga ditutup dibawah atau diatas garis kurva tetapi berlawanan dengan animo yang sedang terjadi, kita mesti memakai cara ke 3 (crossover).
3. Identifikasi titik perpotongan (crossover) untuk konfirmasi terjadinya koreksi atau pembalikan arah trend
Cara ini yaitu yang paling sering dipakai oleh para trader forex. Kombinasi periode ma yang lazim yaitu sma 20 dan 50, sma 20 dan 100, sma 20 dan 200, dan yang terkenal yaitu sma 50 dan 200 yang sering disebut juga dengan “death cross” dan “golden cross”. Periode-periode tersebut dapat diterapkan pada semua time frame trading.
Trader dapat entry sell ketika kurva ma periode yang lebih cepat memotong kurva ma periode yang lebih lambat dari arah atas kebawah (pada pola diatas: sma 50 memotong sma 200 kearah bawah), dan entry buy bila kurva ma periode yang lebih cepat memotong kurva ma periode yang lebih lambat dari arah bawah keatas (sma 50 memotong sma 200 kearah atas). Death cross yaitu sinyal sell dan golden cross sinyal untuk buy.
Sumber : www.dailyfx.com : Three Ways to Trade with Moving Averages, by: James Stanley, Forex Trading Instructor
Share This :
comment 0 komentar
more_vert