Mengatur taktik guna menemukan posisi entry yang sempurna merupakan salah satu langkah trading yang sangat penting. Bukan hanya untuk meningkatkan peluang yang sanggup diraih, namun juga untuk melengkapi planning trading biar sanggup memperoleh hasil jangka panjang yang memuaskan. Seperti yang telah dibahas pada artikel mengenai rencana trading dalam binary options, hukum entry merupakan salah satu unsur yang sanggup menentukan keberhasilan dari pelaksanaan planning trading itu sendiri. Oleh alasannya itu, artikel ini akan membahas lebih lanjut ihwal salah satu rekomendasi taktik entry, yakni metode breakout trading.
Mengapa Breakout?
Dalam trading di pasar spot forex, trader biasa mengenali taktik breakout sebagai suatu cara trading yang mengandalkan penembusan harga di level-level kunci. Baik itu support ataupun resistan, pergerakan harga yang melesat dari salah satu level tersebut dianggap sebagai peluang emas yang sanggup mendatangkan banyak profit jikalau ditradingkan dengan benar.
Pergerakan harga yang terbentuk sesudah menembus level kunci memang sering diekspektasikan untuk melaju ke level yang jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari posisi sebelumnya. Kondisi ini sangat bermanfaat bagi trader spot forex yang jumlah manfaatnya diperoleh dari raihan pips pada order sell atau buy yang dipasangnya. Bagi trader binary options, menempatkan entry sesuai dengan arah breakout akan menawarkan komplemen keyakinan terhadap peluang option untuk berakhir in-the-money. Selain itu, trader juga akan lebih leluasa dalam menentukan expiry time, alasannya harga cenderung berada di tren yang sama dalam jangka waktu yang cukup usang seusai menembus salah satu level kunci.
Dibandingkan dengan taktik reversal yang bertujuan untuk memasang option "put" ketika harga berada di level tertinggi dan menempatkan option "call" ketika harga mencapai level terendah, breakout trading lebih banyak digunakan alasannya dianggap mempunyai peluang profit yang lebih tinggi. Dengan memanfaatkan momentum, taktik breakout bisa menawarkan sinyal entry yang menjanjikan, dan cukup gampang diterapkan sehingga sesuai untuk trader-trader pendatang baru.
Banyak perangkat teknikal yang bisa dimanfaatkan untuk melengkapi taktik breakout ini. Biasanya, trader akan mencari indikator penentu support dan resistance untuk mencari level kunci yang tepat. Banyak yang menentukan untuk memakai fibonacci ataupun pivot point dan mengkombinasikannya dengan indikator lain ketika bertrading dengan metode breakout. Namun, trader kadang perlu banyak berguru dan membiasakan diri dengan penggunaan kedua indikator di atas, alasannya fibonacci bersifat subyektif, sedangkan akurasi pivot point masih dianggapmeragukan. Trader disarankan untuk sering-sering berlatih dan membiasakan diri dengan penggunaan kedua indikator tersebut biar bisa meraih hasil yang maksimal.
Level kunci sebenarnya bisa ditentukan dari batas support dan resistance diariindikator lain. Trader sanggup menyebabkan trendline dan garis MA sebagai batassupport dan resistance yang lebih fleksibel. Di samping itu, ada juga analisa dengan chart pattern (pola chart) yang sanggup menawarkan sinyal breakout tanpa harus memasang dan mengatur indikator teknikal apapun.
Pada gambar di atas, trader bisa menempatkan option "put" ketika harga menembus garis trendline yang berfungsi sebagai batas support. Indikator ini bisa ditempatkan di timeframe manapun, sehingga penggunaannya tidak terbatas untuk trader jenis-jenis tertentu saja. Kesulitan dari pengaplikasian indikator ini biasanya berasal dari penentuan validitas trendline itu sendiri. Trader biasanya kesulitan menemukan pola penguatan tren dengan beberapa puncak atau dasar harga yang sanggup dihubungkan untuk membentuk trendline. Semakin banyak puncak atau dasar yang dihubungkan, semakin valid pula trendline tersebut. Pada kenyataannya, harga lebih sering membentuk retracement dan menggambarkan pola tren yang puncak atau dasarnya kurang bisa diandalkan untuk membentuk trendline yang valid.
Pada prakteknya, MA juga bisa digunakan sebagai batas support atau resistance, tergantung dari arah tren harga yang sedang terbentuk. Dalam hal ini, penggunaan MA kurang lebih memperlihatkan indikasi yang sama dengan trendline, yakni untuk menantikan reversal ketika harga berhasil breakout dari garis support atau resistance. Hanya saja, tampilan MA yang lebih fleksibel dan selalu bergerak mengikuti harga menciptakan indikator ini jadi lebih gampang untuk dipasang dan dianalisa. Trader juga tidak perlu menguji validitas indikator ini, alasannya MA selalu menampilkan pergerakan harga sesuai dengan perhitungan rata-rata dari periode tertentu.
Contoh grafik di atas menggambarkan penggunaan Sekolah Menengan Atas 200 pada chart EUR/USD di timeframe H1. Periodisasi MA yang tinggi (200 hari) memang menjadi pilihan utama bagi trader yang ingin memakai MA sebagai penunjuk batas support atau resistance. Terlihat bahwa Sekolah Menengan Atas 200 bertindak sebagai garis resistance ketika harga sedang downtrend, dan ketika harga breakout dari garis tersebut, Sekolah Menengan Atas 200 bermetamorfosis support yang cukup stabil.
Breakout harga dari Sekolah Menengan Atas 200 bisa menjadi sinyal entry yang cukup berpengaruh alasannya harga kemudian berada di level tinggi dalam kurun waktu yang cukup lama. Kekurangan dari penggunaan indikator ini hanyalah dari sifatnya yang masih lagging. Jika difungsikan sebagai indikator tren, Sekolah Menengan Atas 200 memang bisa menciptakan trader terlambat entry posisi. Namun jikalau difungsikan sebagai support atau resistance, Sekolah Menengan Atas 200 bisa menjadi indikator yang stabil untuk menantikan breakout harga dari level-level tersebut.
Pada kenyataannya, bukanlah hal yang gampang untuk mengenali pola-pola chart yang sedang terbentuk dan mengkonfirmasi sinyal yang dihasilkannya. Belum lagi ada banyak jenis pola dengan masing-masing indikasi yang bisa menciptakan trader gres cukup kerepotan di awal trading. Dengan latihan yang cukup dan pengalaman pada penggunaan pola ini, trader bisa mengandalkan analisa pola chart sebagai penghasil sinyal entry yang cukup menjanjikan.
Salah satu jenis pola chart yang sanggup dipercaya untuk menerapkan taktik breakout yaitu pola triangle. Baik tipe ascending, descending, maupun symmetrical, semua jenis pola triangle mengisyaratkan kemungkinan breakout yang cukup kuat. Bedanya, ascending triangle mengindikasikan breakout harga ke atas, sedangkan descending triangle mengambarkan breakout harga ke level yang lebih rendah. Sementara itu, symmetrical triangle kurang bisa mengidentifikasikan arah breakout secara lebih pasti.
Namun, kondisi ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan alasannya banyak cara yang sanggup dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan harga menawarkan sinyal fakeout. Selain berlatih trading breakout dengan indikator andalan, berikut yaitu beberapa metode yang sanggup digunakan biar trading options terhindar dari ancaman fake breakout:
1. Gunakan Indikator Tambahan Sebagai Konfirmator Sinyal Entry
Menggunakan lebih dari satu indikator bisa menjadi solusi yang sanggup membantu trader dalam mengkonfirmasi sinyal entry dari indikator utama yang digunakan. Pada beberapa referensi di atas, MACD digunakan sebagai indikator komplemen yang digunakan untuk melengkapi sinyal entry pada breakout harga dari trendline dan Sekolah Menengan Atas 200.
Grafik di atas memperlihatkan indikasi breakout yang muncul ketika harga menembus support dari Sekolah Menengan Atas 200. Di ketika yang bersamaan, MACD juga turun ke level negatif, sehingga sinyal pergantian tren menjadi lebih terkonfirmasi. Dengan demikian, kondisi breakout dari Sekolah Menengan Atas 200 dan MACD bisa menjadi sinyal entry "put" yang valid.
2. Perhatikan Price Action
Price action seringkali menjadi penanda entry yang akurat dan cukup banyak diandalkan oleh sebagian besar trader. Jejak pergerakan harga pada price action yang sanggup mencerminkan pelaku pasar dan selalu berulang memungkinkan trader untuk bisa mengenali beberapa pola candle tertentu dan memperkirakan pergerakan harga selanjutnya dengan lebih mudah.
Strategi price action ibarat analisa pada pin bar dan inside kafetaria sanggup membantu trader mengenali sinyal entry yang lebih valid sesudah terjadi breakout. Trader pengguna price action umumnya melihat pola candle yang terbentuk di area kunci atau menunggu hingga beberapa candle terbentuk dulu biar sanggup memastikan apakah harga benar-benar breakout atau hanya sekedar fakeout. Tidak terburu-terburu untuk membuka option ketika harga gres saja melewati level support atau resistan yaitu kunci utama dari penggunaan taktik ini.
3. Membandingkan Level-Level "High" dan "Low"
Level "high" dan "low" merupakan bab dari OHLC (Open, High, Low, Close), yang juga efektif diaplikasikan sebagai indikator teknikal, namun sering diabaikan penggunaannya. Trader biasanya lebih tertarik untuk menganalisa pola candlestick secara eksklusif untuk mendapat tampilan visualnya. Padahal, dengan memperhatikan level-level harga pada periode sebelumnya dan membandingkan angka-angka yang tercapai pada periode berikutnya, trader juga bisa mendapat citra ihwal pergerakan harga untuk bisa menentukan arah pengambilan options dengan lebih mudah.
Contohnya, trader A bertrading dengan timeframe D1. Untuk memperkirakan sentimen pergerakan harga hari ini, A mencermati level-level harga tertinggi dan terendah di hari sebelumnya. A kemudian mendapat sinyal bahwa harga telah bergerak naik ke level yang lebih tinggi dari posisi harga teratas kemarin. Dengan demikian, indikasi option "call" sanggup menjadi semakin berpengaruh alasannya breakout harga dari level tertinggi di hari sebelumnya merupakan sinyal pergerakan harga yang cukup meyakinkan. Dalam kondisi ibarat ini, mencari peluang entry untuk menempatkan option "call" pada timeframe yang lebih kecil sanggup menghasilkan potensi profit yang menjanjikan.
Pencapaian harga yang bisa melewati level high atau low dari periode sebelumnya merupakan indikasi penting dalam menentukan arah options. Ketika harga belum bisa menembus salah satu level tertinggi atau terendah, trader kurang disarankan untuk menempatkan options sesuai dengan metode breakout.
Selain itu, penting juga untuk tidak mengabaikan faktor fundamental, alasannya pergerakan harga yang fantastis seringkali bekerjasama dengan hasil data dari unsur-unsur mendasar tertentu.
Untuk memastikan peluang keberhasilan trading dengan taktik ini, trader bisa menguji efektivitas cara trading breakout sebelum benar-benar memasukkannya dalam planning trading permanen. Penggunaan akun demo sanggup menghindarkan uji coba trading dari resiko real, sedangkan pengaturan administrasi resiko sanggup membatasi resiko kerugian dari praktek trading di broker binary options yang tidak menyediakan akun demo.
Mengapa Breakout?
Dalam trading di pasar spot forex, trader biasa mengenali taktik breakout sebagai suatu cara trading yang mengandalkan penembusan harga di level-level kunci. Baik itu support ataupun resistan, pergerakan harga yang melesat dari salah satu level tersebut dianggap sebagai peluang emas yang sanggup mendatangkan banyak profit jikalau ditradingkan dengan benar.
Pergerakan harga yang terbentuk sesudah menembus level kunci memang sering diekspektasikan untuk melaju ke level yang jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari posisi sebelumnya. Kondisi ini sangat bermanfaat bagi trader spot forex yang jumlah manfaatnya diperoleh dari raihan pips pada order sell atau buy yang dipasangnya. Bagi trader binary options, menempatkan entry sesuai dengan arah breakout akan menawarkan komplemen keyakinan terhadap peluang option untuk berakhir in-the-money. Selain itu, trader juga akan lebih leluasa dalam menentukan expiry time, alasannya harga cenderung berada di tren yang sama dalam jangka waktu yang cukup usang seusai menembus salah satu level kunci.
Dibandingkan dengan taktik reversal yang bertujuan untuk memasang option "put" ketika harga berada di level tertinggi dan menempatkan option "call" ketika harga mencapai level terendah, breakout trading lebih banyak digunakan alasannya dianggap mempunyai peluang profit yang lebih tinggi. Dengan memanfaatkan momentum, taktik breakout bisa menawarkan sinyal entry yang menjanjikan, dan cukup gampang diterapkan sehingga sesuai untuk trader-trader pendatang baru.
Banyak perangkat teknikal yang bisa dimanfaatkan untuk melengkapi taktik breakout ini. Biasanya, trader akan mencari indikator penentu support dan resistance untuk mencari level kunci yang tepat. Banyak yang menentukan untuk memakai fibonacci ataupun pivot point dan mengkombinasikannya dengan indikator lain ketika bertrading dengan metode breakout. Namun, trader kadang perlu banyak berguru dan membiasakan diri dengan penggunaan kedua indikator di atas, alasannya fibonacci bersifat subyektif, sedangkan akurasi pivot point masih dianggapmeragukan. Trader disarankan untuk sering-sering berlatih dan membiasakan diri dengan penggunaan kedua indikator tersebut biar bisa meraih hasil yang maksimal.
Level kunci sebenarnya bisa ditentukan dari batas support dan resistance diariindikator lain. Trader sanggup menyebabkan trendline dan garis MA sebagai batassupport dan resistance yang lebih fleksibel. Di samping itu, ada juga analisa dengan chart pattern (pola chart) yang sanggup menawarkan sinyal breakout tanpa harus memasang dan mengatur indikator teknikal apapun.
Trading Breakout Dengan Trendline
Indikator trendline (garis tren) yaitu salah satu indikator teknikal paling sederhana dengan hasil analisa yang cukup akurat. Trader hanya perlu menarik trendline secara diagonal pada grafik harga sesuai dengan tren yang terbentuk. Jika harga sedang mengalami uptrend, trendline ditempatkan di bawah pergerakan harga, sementara ketika harga mengalami tren bearish, trendline diposisikan di atas harga. Letak trendline ini kemudian sanggup difungsikan sebagai support (pada tren naik) dan resistance (pada tren menurun) yang jikalau berhasil tertembus, harga akan berbalik secara tajam.Pada gambar di atas, trader bisa menempatkan option "put" ketika harga menembus garis trendline yang berfungsi sebagai batas support. Indikator ini bisa ditempatkan di timeframe manapun, sehingga penggunaannya tidak terbatas untuk trader jenis-jenis tertentu saja. Kesulitan dari pengaplikasian indikator ini biasanya berasal dari penentuan validitas trendline itu sendiri. Trader biasanya kesulitan menemukan pola penguatan tren dengan beberapa puncak atau dasar harga yang sanggup dihubungkan untuk membentuk trendline. Semakin banyak puncak atau dasar yang dihubungkan, semakin valid pula trendline tersebut. Pada kenyataannya, harga lebih sering membentuk retracement dan menggambarkan pola tren yang puncak atau dasarnya kurang bisa diandalkan untuk membentuk trendline yang valid.
Trading Breakout Dengan Moving Averages
Moving Averages (MA) juga merupakan salah satu indikator tren yang sangat terkenal digunakan oleh banyak trader spot forex dan binary options. Variasi MA dan pengaturan periodenya yang fleksibel menciptakan indikator ini menjadi alat trading yang banyak digemari untuk dipasang di aneka macam settingan timeframe.Pada prakteknya, MA juga bisa digunakan sebagai batas support atau resistance, tergantung dari arah tren harga yang sedang terbentuk. Dalam hal ini, penggunaan MA kurang lebih memperlihatkan indikasi yang sama dengan trendline, yakni untuk menantikan reversal ketika harga berhasil breakout dari garis support atau resistance. Hanya saja, tampilan MA yang lebih fleksibel dan selalu bergerak mengikuti harga menciptakan indikator ini jadi lebih gampang untuk dipasang dan dianalisa. Trader juga tidak perlu menguji validitas indikator ini, alasannya MA selalu menampilkan pergerakan harga sesuai dengan perhitungan rata-rata dari periode tertentu.
Contoh grafik di atas menggambarkan penggunaan Sekolah Menengan Atas 200 pada chart EUR/USD di timeframe H1. Periodisasi MA yang tinggi (200 hari) memang menjadi pilihan utama bagi trader yang ingin memakai MA sebagai penunjuk batas support atau resistance. Terlihat bahwa Sekolah Menengan Atas 200 bertindak sebagai garis resistance ketika harga sedang downtrend, dan ketika harga breakout dari garis tersebut, Sekolah Menengan Atas 200 bermetamorfosis support yang cukup stabil.
Breakout harga dari Sekolah Menengan Atas 200 bisa menjadi sinyal entry yang cukup berpengaruh alasannya harga kemudian berada di level tinggi dalam kurun waktu yang cukup lama. Kekurangan dari penggunaan indikator ini hanyalah dari sifatnya yang masih lagging. Jika difungsikan sebagai indikator tren, Sekolah Menengan Atas 200 memang bisa menciptakan trader terlambat entry posisi. Namun jikalau difungsikan sebagai support atau resistance, Sekolah Menengan Atas 200 bisa menjadi indikator yang stabil untuk menantikan breakout harga dari level-level tersebut.
Trading Breakout Dengan Pola Chart Triangle
Salah satu cara trading breakout yang dikategorikan sebagai metode dengan kesulitan level 'menengah' yaitu pola chart. Strategi ini dianggap lebih sulit alasannya umumnya dilakukan tanpa memasang indikator teknikal apapun yang sanggup mengirimkan sinyal untuk entry. Jika tidak perlu merepotkan soal pengaturan indikator teknikal, kemudian kenapa analisa pola chart dinilai lebih sulit?Pada kenyataannya, bukanlah hal yang gampang untuk mengenali pola-pola chart yang sedang terbentuk dan mengkonfirmasi sinyal yang dihasilkannya. Belum lagi ada banyak jenis pola dengan masing-masing indikasi yang bisa menciptakan trader gres cukup kerepotan di awal trading. Dengan latihan yang cukup dan pengalaman pada penggunaan pola ini, trader bisa mengandalkan analisa pola chart sebagai penghasil sinyal entry yang cukup menjanjikan.
Salah satu jenis pola chart yang sanggup dipercaya untuk menerapkan taktik breakout yaitu pola triangle. Baik tipe ascending, descending, maupun symmetrical, semua jenis pola triangle mengisyaratkan kemungkinan breakout yang cukup kuat. Bedanya, ascending triangle mengindikasikan breakout harga ke atas, sedangkan descending triangle mengambarkan breakout harga ke level yang lebih rendah. Sementara itu, symmetrical triangle kurang bisa mengidentifikasikan arah breakout secara lebih pasti.
Menghindari Sinyal False Breakout
Walaupun terbilang mempunyai peluang laba yang tinggi, analisa yang kurang sempurna pada breakout trading bisa menciptakan seorang trader salah menempatkan posisi optionnya. Ini terjadi karena harga hanya hanya melewati batas support atau resistance untuk beberapa ketika dan kemudian justru berbalik arah dan tidak melanjutkan penembusannya. Situasi inilah yang dinamakan sebagai false breakout (fakeout), yang juga menjadi musuh besar para trader breakout.Namun, kondisi ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan alasannya banyak cara yang sanggup dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan harga menawarkan sinyal fakeout. Selain berlatih trading breakout dengan indikator andalan, berikut yaitu beberapa metode yang sanggup digunakan biar trading options terhindar dari ancaman fake breakout:
1. Gunakan Indikator Tambahan Sebagai Konfirmator Sinyal Entry
Menggunakan lebih dari satu indikator bisa menjadi solusi yang sanggup membantu trader dalam mengkonfirmasi sinyal entry dari indikator utama yang digunakan. Pada beberapa referensi di atas, MACD digunakan sebagai indikator komplemen yang digunakan untuk melengkapi sinyal entry pada breakout harga dari trendline dan Sekolah Menengan Atas 200.
Grafik di atas memperlihatkan indikasi breakout yang muncul ketika harga menembus support dari Sekolah Menengan Atas 200. Di ketika yang bersamaan, MACD juga turun ke level negatif, sehingga sinyal pergantian tren menjadi lebih terkonfirmasi. Dengan demikian, kondisi breakout dari Sekolah Menengan Atas 200 dan MACD bisa menjadi sinyal entry "put" yang valid.
2. Perhatikan Price Action
Price action seringkali menjadi penanda entry yang akurat dan cukup banyak diandalkan oleh sebagian besar trader. Jejak pergerakan harga pada price action yang sanggup mencerminkan pelaku pasar dan selalu berulang memungkinkan trader untuk bisa mengenali beberapa pola candle tertentu dan memperkirakan pergerakan harga selanjutnya dengan lebih mudah.
Strategi price action ibarat analisa pada pin bar dan inside kafetaria sanggup membantu trader mengenali sinyal entry yang lebih valid sesudah terjadi breakout. Trader pengguna price action umumnya melihat pola candle yang terbentuk di area kunci atau menunggu hingga beberapa candle terbentuk dulu biar sanggup memastikan apakah harga benar-benar breakout atau hanya sekedar fakeout. Tidak terburu-terburu untuk membuka option ketika harga gres saja melewati level support atau resistan yaitu kunci utama dari penggunaan taktik ini.
3. Membandingkan Level-Level "High" dan "Low"
Level "high" dan "low" merupakan bab dari OHLC (Open, High, Low, Close), yang juga efektif diaplikasikan sebagai indikator teknikal, namun sering diabaikan penggunaannya. Trader biasanya lebih tertarik untuk menganalisa pola candlestick secara eksklusif untuk mendapat tampilan visualnya. Padahal, dengan memperhatikan level-level harga pada periode sebelumnya dan membandingkan angka-angka yang tercapai pada periode berikutnya, trader juga bisa mendapat citra ihwal pergerakan harga untuk bisa menentukan arah pengambilan options dengan lebih mudah.
Contohnya, trader A bertrading dengan timeframe D1. Untuk memperkirakan sentimen pergerakan harga hari ini, A mencermati level-level harga tertinggi dan terendah di hari sebelumnya. A kemudian mendapat sinyal bahwa harga telah bergerak naik ke level yang lebih tinggi dari posisi harga teratas kemarin. Dengan demikian, indikasi option "call" sanggup menjadi semakin berpengaruh alasannya breakout harga dari level tertinggi di hari sebelumnya merupakan sinyal pergerakan harga yang cukup meyakinkan. Dalam kondisi ibarat ini, mencari peluang entry untuk menempatkan option "call" pada timeframe yang lebih kecil sanggup menghasilkan potensi profit yang menjanjikan.
Pencapaian harga yang bisa melewati level high atau low dari periode sebelumnya merupakan indikasi penting dalam menentukan arah options. Ketika harga belum bisa menembus salah satu level tertinggi atau terendah, trader kurang disarankan untuk menempatkan options sesuai dengan metode breakout.
Kesimpulan dan Saran
Bagi pengguna breakout trading, antisipasi terhadap fakeout seringkali menjadi hal yang diutamakan alasannya sanggup menghancurkan posisi trading yang ditempatkan secara tidak tepat. Aspek ini memang penting, tapi ada baiknya juga apabila trader bisa menetapkan indikator utama untuk mendukung metode breakout trading yang dijalankannya.Selain itu, penting juga untuk tidak mengabaikan faktor fundamental, alasannya pergerakan harga yang fantastis seringkali bekerjasama dengan hasil data dari unsur-unsur mendasar tertentu.
Untuk memastikan peluang keberhasilan trading dengan taktik ini, trader bisa menguji efektivitas cara trading breakout sebelum benar-benar memasukkannya dalam planning trading permanen. Penggunaan akun demo sanggup menghindarkan uji coba trading dari resiko real, sedangkan pengaturan administrasi resiko sanggup membatasi resiko kerugian dari praktek trading di broker binary options yang tidak menyediakan akun demo.
Share This :
comment 0 komentar
more_vert